5 Mantan Anak Buah Arsene Wenger yang Kini Menjadi Pelatih bukan sekadar daftar nama, tapi kisah transformasi menarik dari para pemain yang dulu diasah oleh tangan dingin sang Profesor, kini menjadi otak di balik taktik di pinggir lapangan. Mereka menyerap filosofi permainan menyerang, kepemimpinan yang tenang, dan kepercayaan diri dari salah satu manajer paling berpengaruh dalam sejarah Premier League: Arsène Wenger.

Wenger: Guru Sepak Bola Modern
Sebelum kita mengulik siapa saja 5 mantan anak buah Arsene Wenger yang kini menjadi pelatih, perlu sedikit mengingat betapa besar pengaruh Wenger dalam membentuk generasi pemain dengan mental pelatih sejati. Pria asal Prancis itu tidak hanya melatih dengan strategi, tetapi juga mendidik dengan visi dan kedisiplinan. Tak heran, banyak dari mantan anak asuhnya yang kini mengikuti jejaknya—dari lapangan ke ruang ganti, dari sepatu bola ke clipboard taktik.
1. Mikel Arteta (Arsenal)
Mikel Arteta merupakan murid paling sukses dari Arsene Wenger dan telah meniti karier kepelatihan di Arsenal selama hampir enam tahun. Namanya kerap menjadi sorotan karena pencapaiannya yang mengesankan.
Selama periode tersebut, Arteta berhasil membawa Arsenal dari tim papan tengah menjadi pesaing gelar yang konsisten. Perjalanan ini menunjukkan transformasi besar yang ia bawa ke Emirates Stadium.
Saat ini, ia hanya membutuhkan satu gelar besar untuk mendapatkan pengakuan yang layak. Prestasinya sejauh ini telah menegaskan kualitasnya sebagai pelatih top.
2. Robin van Persie (Feyenoord)
Robin van Persie memulai karier kepelatihannya dengan gemilang bersama Heerenveen di Eredivisie. Kesuksesan itu membuat Feyenoord segera menunjuknya sebagai pelatih kepala.
Di musim lalu, ia membawa Feyenoord finis di posisi ketiga dan timnya memulai musim baru dengan performa luar biasa. Saat ini, klub asal Rotterdam itu berada di puncak klasemen setelah delapan laga, dengan tujuh kemenangan dan satu hasil imbang.
Van Persie pun mendapat penghargaan Rinus Michels Manager of the Month pada Agustus. Ia dipuji atas cara membangun tim dan strategi yang diterapkannya di lapangan.
3. Cesc Fabregas (Como)
Cesc Fabregas kini dianggap sebagai salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa. Namanya sudah mulai dikaitkan dengan posisi besar di masa depan.
Pada musim panas 2024, Fabregas ditunjuk menjadi pelatih Como usai klub itu promosi ke Serie A. Musim pertamanya berjalan baik, membawa Como finis di posisi kesepuluh.
Kini timnya berada di peringkat delapan dan berambisi menembus zona Eropa. Fabregas dipuji atas ide taktisnya yang inovatif dan sempat didekati Inter Milan untuk menjadi pelatih kepala.
4. Patrick Vieira (Genoa)
Patrick Vieira dikenal sebagai mantan kapten Arsenal pada era Invincibles. Ia mulai menekuni karier kepelatihan sejak 2016 dengan berbagai pengalaman internasional.
Vieira pernah menangani klub-klub seperti New York City FC, Nice, Crystal Palace, dan Strasbourg. Pada musim 2024/2025, ia resmi bergabung dengan Genoa sebagai pelatih kepala.
Musim lalu, Genoa menutup kompetisi di posisi ke-13 Serie A. Namun musim ini tim kesulitan meraih kemenangan dan terjebak di zona merah setelah enam pertandingan awal.
5. Jack Wilshere (Luton Town)
Jack Wilshere dikenal sebagai pelatih berbakat di akademi Arsenal, menangani tim U-18 selama lebih dari dua tahun. Pengalaman ini membuatnya menonjol di kalangan pelatih muda Inggris.
Setelah sempat menjadi asisten di Norwich City, mantan pemain Timnas Inggris ini memutuskan mencari posisi sebagai pelatih kepala. Ambisinya adalah membangun karier manajerial yang serius.
Luton Town, yang saat ini berada di posisi ke-11 League One, memberikan kesempatan pada murid Arsene Wenger ini. Wilshere akan segera memimpin tim di Kenilworth Road untuk pertama kalinya.
Menggabungkan Filosofi Wenger dan Sekolah Belanda
Van Bronckhorst dikenal dengan pendekatan taktik yang fleksibel dan pragmatis, tapi tetap berpijak pada permainan menyerang. Ia menjadi bukti bahwa warisan Wenger tidak hanya terbatas di Inggris, tapi telah menyebar ke seluruh penjuru Eropa.
Filosofi Wenger yang Menyatu Dalam DNA Kepelatihan
Membangun Tim dengan Fondasi Kepercayaan
Kesamaan mencolok dari 5 mantan anak buah Arsene Wenger yang kini menjadi pelatih adalah bagaimana mereka membangun tim dengan pondasi trust, pengembangan pemain muda, dan permainan proaktif. Mereka bukan hanya pelatih taktis, tapi juga manajer manusia—mewarisi empati dan kecerdasan emosional ala Wenger.
Dampak Langsung Wenger pada Dunia Kepelatihan
Wenger memang belum kembali ke lapangan sebagai pelatih, tapi jejaknya terus hidup di lapangan-lapangan Eropa lewat tangan-tangan penerusnya. Mereka adalah produk langsung dari sebuah sistem, yang bukan hanya mencetak pemain top, tapi juga pemikir sepak bola sejati.
Kesimpulan: 5 Mantan Anak Buah Arsene Wenger yang Kini Menjadi Pelatih dan Membawa Warisan Sang Profesor
5 Mantan Anak Buah Arsene Wenger yang Kini Menjadi Pelatih membuktikan bahwa pengaruh seorang pelatih tak berhenti saat peluit akhir dibunyikan. Wenger bukan sekadar membentuk pemain, tapi juga pemikir dan pemimpin.
Dan ketika mereka berdiri di pinggir lapangan, mata tajam memindai permainan, clipboard di tangan, dan ide-ide besar di kepala, satu hal yang pasti: Arsène Wenger tidak pernah benar-benar pergi. Ia hidup dalam strategi, keputusan, dan filosofi anak-anaknya yang kini tumbuh menjadi pelatih top dunia.