Dalam pertandingan leg kedua perempat final Liga Champions musim ini, Barcelona catat rekor gol meski kalah dari PSG, sebuah pencapaian yang paradoksal namun menggambarkan betapa tajamnya lini serang mereka sepanjang kompetisi Eropa musim ini. Pertandingan dramatis di Estadi Olímpic Lluís Companys itu tak hanya menyajikan drama lima gol, tetapi juga mengukir catatan sejarah bagi Blaugrana.

Performa Tajam Tak Menjamin Kemenangan
Walaupun akhirnya tersingkir dari ajang bergengsi ini, Barcelona meninggalkan catatan manis: rekor jumlah gol terbanyak dalam satu musim Liga Champions oleh klub asal Spanyol. Ya, ini bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari produktivitas luar biasa lini depan Los Cules.
Dalam dua leg melawan Paris Saint-Germain, total tujuh gol tercipta. Di leg pertama, mereka unggul 3-2. Namun pada leg kedua, PSG tampil membalas dendam dengan skor 4-1, membuat agregat menjadi 6-4 untuk wakil Prancis.
Barcelona Catat Rekor Gol Sepanjang Musim Liga Champions
Hingga babak perempat final, Barcelona telah mencetak 28 gol — angka tertinggi yang pernah mereka raih dalam satu musim kompetisi ini sejak format baru Liga Champions diberlakukan. Rekor ini melampaui musim 2014/15 ketika mereka menjadi juara dengan total 27 gol.
Ferran Torres dan Raphinha Jadi Sorotan
Produktivitas ini tak lepas dari penampilan brilian para penyerang mereka. Ferran Torres, yang sempat diragukan, menunjukkan kelasnya dengan 5 gol sepanjang turnamen. Sementara itu, Raphinha mencuri perhatian dengan 4 gol, termasuk dua gol indah di leg pertama melawan PSG.
Kombinasi sayap cepat dan striker yang haus gol menjadi senjata utama Barcelona musim ini. Bahkan, ketika Robert Lewandowski tidak dalam performa terbaiknya, lini serang tetap menghasilkan gol dari berbagai arah.
Lini Tengah Kreatif, Kunci di Balik Rekor Gol
Selain para penyerang, lini tengah Barcelona patut diapresiasi. Ilkay Gündoğan, Pedri, dan Frenkie de Jong tampil memukau dalam mengatur tempo permainan dan menyuplai bola ke lini depan. Gündoğan, sebagai playmaker, menciptakan peluang-peluang penting dan mencatat 6 assist di Liga Champions musim ini.
Xavi Hernandez Berjudi dengan Strategi Menyerang
Pelatih Xavi memilih filosofi menyerang total dalam setiap pertandingan. Meskipun banyak yang mengkritik pertahanan mereka yang rapuh, namun tidak ada yang menyangkal bahwa pendekatan ofensif ini menjadi alasan utama Barcelona catat rekor gol di Liga Champions 2024/25.
Namun, gaya menyerang tersebut juga mengundang risiko. Dalam leg kedua melawan PSG, setelah unggul lebih dulu lewat gol awal Raphinha, Barcelona gagal menjaga momentum dan akhirnya kebobolan empat gol, tiga di antaranya datang setelah kartu merah Araujo yang kontroversial.
PSG Bangkit dengan Kemenangan Spektakuler
Tim tamu yang diasuh Luis Enrique, mantan pelatih Barca, tampil luar biasa di leg kedua. Dipimpin oleh Kylian Mbappé yang mencetak dua gol, PSG membalikkan keadaan dengan semangat dan tekanan tinggi sejak menit awal babak kedua.
Pertahanan Jadi Titik Lemah Barcelona
Meskipun mencatat rekor gol, Barcelona harus membayar mahal karena lemahnya pertahanan. Dalam 10 pertandingan Liga Champions musim ini, mereka kebobolan 17 gol — terlalu banyak bagi tim yang menargetkan gelar juara.
Kombinasi Eric Garcia dan Jules Koundé di lini belakang sering terlihat tak sinkron, sementara kiper Ter Stegen juga beberapa kali gagal menyelamatkan momen krusial.
Fakta dan Statistik Menarik dari Barcelona di Liga Champions 2024/25
Berikut beberapa data menarik yang menegaskan performa luar biasa lini serang Barcelona:
- Total Gol: 28
- Rata-rata Gol per Laga: 2,8
- Jumlah Pencetak Gol Berbeda: 9 pemain
- Jumlah Assist: 19
- Total Tembakan Tepat Sasaran: 64
- Gol Terbanyak dalam Satu Laga: 5 vs Shakhtar Donetsk
Barcelona Catat Rekor Gol Meski Gagal ke Semifinal
Meski rekor ini menegaskan bahwa Barcelona berada dalam jalur yang benar di bawah asuhan Xavi, kegagalan melangkah ke semifinal tetap menjadi pukulan berat. Namun dari sisi progres, musim ini adalah titik balik dari kegagalan dua musim sebelumnya, di mana mereka bahkan gagal lolos dari fase grup.
Pengaruh Pemain Muda: Lamine Yamal dan Fermin Lopez
Pemain muda seperti Lamine Yamal dan Fermin Lopez menjadi bagian dari kebangkitan Barcelona. Yamal, yang masih berusia 17 tahun, mencetak gol penting di fase grup dan menjadi ancaman konstan di sayap kanan. Sedangkan Fermin mencetak gol penting di laga melawan Napoli.
Kehadiran pemain muda ini memberi harapan bahwa Barcelona sedang membangun fondasi baru yang kuat, tidak hanya mengandalkan nama-nama besar yang sudah menua.
Harapan Musim Depan: Menyempurnakan Sistem
Xavi telah menjadikan Barcelona lebih agresif dan atraktif, tapi musim depan pekerjaan rumah utama adalah memperkuat pertahanan dan kedalaman skuad. Jika itu berhasil dilakukan, bukan tidak mungkin Barcelona akan menjadi favorit juara di Liga Champions musim depan.
Dengan gaya bermain menyerang, kreativitas pemain muda, dan pengalaman dari para senior, potensi mereka untuk kembali ke puncak Eropa sangat besar.
Kesimpulan: Barcelona Catat Rekor Gol Meski Kalah dari PSG
Pada akhirnya, meskipun harus mengakui keunggulan PSG dan tersingkir dari Liga Champions, Barcelona catat rekor gol meski kalah dari PSG adalah bukti bahwa klub ini sedang menuju arah yang tepat. Dengan rekor 28 gol, permainan menyerang yang atraktif, dan munculnya talenta muda, harapan untuk meraih kejayaan kembali di panggung Eropa masih menyala terang.