Di tengah gemerlap dan gegap gempita ajang paling prestisius sepak bola dunia, Piala Dunia 2025, ada satu topik yang justru menjadi perbincangan hangat di luar stadion: 9 Pemain Top yang Tidak Ikut Piala Dunia 2025. Ketidakhadiran mereka menimbulkan tanda tanya besar—apakah karena cedera, keputusan pelatih, atau masalah non-teknis? Mari kita telusuri nama-nama besar yang harus absen dari pesta sepak bola sejagat tahun ini.

Kenapa Ketidakhadiran Mereka Mengejutkan?
Tidak semua pemain top otomatis mendapat tempat di skuad nasional. Tapi ketika nama-nama yang bersinar terang di Eropa atau Amerika Selatan malah tidak muncul dalam daftar final, fans pun heboh. Apalagi ketika statistik, performa, dan kontribusi mereka tak bisa dianggap remeh.
Cedera Jadi Alasan Klasik Tapi Menyedihkan
Beberapa dari daftar 9 Pemain Top ini absen bukan karena performa buruk, tapi karena tubuh mereka menyerah lebih dulu. Kalender kompetisi yang padat dan kurangnya waktu pemulihan membuat banyak pemain top berguguran menjelang turnamen besar.
1. Raphinha
Raphinha langsung bersinar sejak hijrah dari Leeds United ke Barcelona pada pertengahan 2022. Pemain sayap asal Brasil ini menjelma jadi bintang utama dalam skuat Hansi Flick musim lalu.
Ia mencetak 34 gol dan menyumbangkan 25 assist dalam semusim penuh, angka yang mengundang decak kagum. Performa itu membuatnya masuk radar Ballon d’Or tahun ini.
Sayangnya, Raphinha tidak akan tampil di Piala Dunia Antarklub mendatang. Barcelona jelas kehilangan mesin gol andalan mereka di turnamen besar tersebut.
2.Virgil van Dijk
Cedera lutut parah yang dialami Virgil van Dijk pada 2020 sempat membuat kariernya menurun drastis. Aura dominan yang dulu melekat sempat menghilang dari sosoknya.
Namun, musim ini segalanya berubah di bawah arahan Arne Slot. Van Dijk kembali menunjukkan kelasnya sebagai bek top Eropa, bahkan lebih solid dibanding era Klopp.
Setelah menjalani tugas internasional bersama Belanda bulan Juni ini, Van Dijk akan rehat sejenak. Fokusnya kini tertuju pada misi besar mempertahankan gelar bersama Liverpool musim depan.
3. Alexander Isak
Musim lalu, Alexander Isak benar-benar bersinar bersama Newcastle dan dinilai sebagai penyerang paling tajam di luar Erling Haaland. Namanya langsung mencuat dalam perbincangan publik Inggris.
Isak mencetak 23 gol dari 34 pertandingan Premier League, statistik yang bikin Arsenal dan Liverpool tertarik memboyongnya. Keberhasilannya itu menandakan peningkatan pesat sejak datang ke Inggris.
Meski banyak peminat, Newcastle enggan kehilangan mesin gol utamanya. Klub ingin mempertahankannya untuk tampil kompetitif di Liga Champions, sementara Isak akan menikmati liburan musim panas ini.
4. Pedri
Musim 2024/2025 menjadi panggung unjuk gigi Pedri sebagai gelandang paling bersinar di Eropa. Aksi briliannya membuat namanya disandingkan dengan para maestro lini tengah terbaik dunia.
Barcelona pun tak ragu menempatkan Pedri sebagai inti permainan tim untuk musim mendatang. Ia tetap jadi nama pertama yang dicantumkan di starting XI.
Absennya Barcelona di Piala Dunia Antarklub justru jadi keuntungan pribadi bagi Pedri. Sang gelandang punya waktu cukup untuk mengisi ulang energinya sebelum kembali ke lapangan.
5. Cristiano Ronaldo
Presiden FIFA Gianni Infantino tampaknya gagal mewujudkan mimpi mereka menampilkan Cristiano Ronaldo di Piala Dunia Antarklub. Meski menjadi ikon global, absennya gelar besar membuat Al Nassr tak lolos ke turnamen tersebut.
Lionel Messi akan tetap tampil dengan Inter Miami, sedangkan rivalnya hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Sebuah ironi yang tak bisa dihindari oleh pihak penyelenggara.
Bagi Ronaldo, mungkin jeda musim panas justru jadi anugerah di usia 40 tahun. Bermain di suhu panas Arab Saudi sepanjang tahun tentu bukan hal mudah.
6. Lamine Yamal
Musim panjang yang dijalani Barcelona membuat skuad Hansi Flick layak mendapatkan waktu rehat. Dan memang, inilah saatnya mereka menarik napas setelah jadwal padat tak kenal ampun.
Lamine Yamal, wonderkid berusia 17 tahun, telah bermain lebih dari 60 kali musim ini dengan total lebih dari 4000 menit di level klub dan timnas. Angka itu menunjukkan betapa beratnya beban yang ia pikul.
Akan sangat disayangkan jika Yamal cedera seperti Pedri atau Ansu Fati karena kelelahan di usia muda. Waktu libur kali ini bisa jadi kunci agar masa depannya tetap cemerlang.
7. Neymar
Andai bertahan di Al Hilal, Neymar bakal jadi sorotan di Piala Dunia Antarklub musim panas ini. Tapi ia memilih pulang kampung ke Santos sejak Januari lalu.
Bintang Brasil itu punya target pribadi: bangkit dari cedera dan tampil gemilang di Piala Dunia tahun depan. Ia ingin menutup kariernya di level internasional dengan penuh gaya.
Bermain di Brasil memberi keuntungan tersendiri karena tekanannya lebih minim. Jalan panjang pemulihan Neymar pun terasa lebih tenang dan terarah.
8. Mohamed Salah
Meski bersaing di papan atas Eropa selama empat tahun terakhir, Liverpool tak masuk daftar peserta Piala Dunia Antarklub. Penyebabnya adalah batas dua klub per negara dalam aturan UEFA.
Menariknya, The Reds sebenarnya jadi tim dengan koefisien tertinggi yang gagal lolos versi klasemen empat tahun UEFA. Nasib sial ini membuat Liverpool harus gigit jari.
Mohamed Salah pun harus absen dari turnamen besar di Amerika Serikat musim panas nanti. Setelah tampil tajam dengan 29 gol di Premier League, kini waktunya ia rehat sejenak.
9. Florian Wirtz
Florian Wirtz akan segera pindah ke Liverpool dengan nilai transfer yang memecahkan rekor di Inggris. Tapi, meski bertahan di Leverkusen, ia takkan bisa tampil di Piala Dunia Antarklub.
Leverkusen hanya juara liga domestik, sementara wakil Jerman di turnamen adalah Bayern Munich dan Borussia Dortmund yang punya prestasi lebih baik di Eropa. Jadi, kans Wirtz untuk tampil di ajang itu memang kecil sejak awal.
Wirtz sempat terlihat kelelahan saat membela Timnas Jerman bulan lalu. Untungnya, ia bisa memanfaatkan jeda ini untuk memulihkan diri sebelum menantang Premier League musim depan.
Faktor-faktor di Balik Ketidakhadiran 9 Pemain Top Ini
Cedera, Kebugaran, dan Kalender Gila Sepak Bola Modern
Bukan rahasia lagi bahwa kalender kompetisi semakin padat. Pemain top seperti Haaland dan Neymar dipaksa bermain hampir setiap tiga hari sekali. Akibatnya? Risiko cedera meningkat drastis. Kebugaran fisik pun terganggu, dan akhirnya… absensi di turnamen akbar tak bisa dihindari.
Keputusan Pelatih yang Kadang Kontroversial
Tidak semua keputusan pelatih diterima publik. Nama-nama seperti Rashford dan Sancho jelas menunjukkan bahwa performa di level klub bukan satu-satunya pertimbangan. Ada taktik, keharmonisan tim, hingga faktor non-teknis lainnya yang menentukan.
Masalah Internal & Regenerasi
Dalam kasus seperti Pogba dan Mané, pelatih ingin membangun generasi baru. Ini jadi pertaruhan besar: antara membawa pengalaman atau memberi panggung untuk darah muda.
Reaksi Netizen: Heboh dan Emosional
Timeline X (dulu Twitter) penuh dengan komentar kecewa, spekulasi, bahkan teori konspirasi soal daftar 9 Pemain Top yang Tidak Ikut Piala Dunia 2025. Dari fans yang mempertanyakan keputusan pelatih hingga meme kocak yang menyindir sepak bola modern—semua jadi bagian dari narasi viral.
Dampak Ketidakhadiran Mereka terhadap Tim dan Turnamen
Tanpa bintang-bintang ini, jelas ada pengaruh besar. Baik dari sisi daya tarik penonton, strategi permainan, hingga pemasaran turnamen. Sponsor dan media pun harus memutar otak untuk tetap menjaga gairah publik.
Kesimpulan: Dunia Sepak Bola Terus Bergerak Tanpa Menunggu Siapa Pun
9 Pemain Top yang Tidak Ikut Piala Dunia 2025 menjadi bukti bahwa dalam sepak bola, tak ada yang pasti. Bahkan pemain terbaik pun bisa tersingkir karena banyak faktor. Tapi satu hal yang pasti: dunia sepak bola akan terus berjalan, dan generasi baru akan bermunculan menggantikan mereka. Tetaplah nikmati permainannya, meski idola Anda tidak hadir di panggung utama tahun ini.