8 Top Skor Liga Portugal yang Gagal Bersinar Setelah Pindah

Liga Portugal dikenal sebagai tempat berkembangnya bakat-bakat muda yang berbakat, namun kadang, beberapa pemain yang pernah mencetak gol spektakuler dan menjadi top skor malah gagal bersinar ketika mereka pindah ke klub-klub lain. Entah karena tekanan, harapan tinggi yang tidak bisa dipenuhi, atau faktor lainnya, perjalanan mereka di klub baru sering kali tidak secerah yang diharapkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas 8 Top Skor Liga Portugal yang Gagal Bersinar Setelah Pindah ke klub yang lebih besar atau liga yang lebih kompetitif. Pindah ke klub besar memang menawarkan peluang, tetapi terkadang jalan menuju kesuksesan bisa menjadi lebih rumit.

1. Hulk

Hulk dari Brasil datang ke Portugal setelah bermain di Tokyo. Porto merekrutnya pada 2008 dan langsung mendapat hasil yang memuaskan.

Ia mencetak 23 gol pada musim 2010-11 dan membawa klub juara setelah sebelumnya kalah dari Benfica. Hulk kemudian pindah ke Zenit pada 2012, menjadi salah satu pemain awal yang hengkang dari Eropa.

Zenit membelinya dengan harga 60 juta euro (sekitar Rp1,04 triliun) dan ia tampil 97 kali sebelum pindah ke Shanghai. Kini, di usia 38 tahun, ia bermain di Atletico Mineiro dan meraih gelar Liga Brasil pada 2021.

Setelah Pindah

2. Oscar Cardozo

CSetelah meninggalkan Benfica, Oscar Cardozo pindah ke Turki untuk bergabung dengan Trabzonspor. Striker asal Paraguay itu bermain dalam 50 pertandingan sebelum kembali pindah klub.

Kali ini ia bergabung dengan Olympiacos, namun hanya tampil 22 kali. Setelah itu, ia pulang ke Paraguay dan bergabung dengan Libertad.

Sejak saat itu, ia tetap bertahan di Libertad dan menjadi pemain dengan penampilan terbanyak sepanjang sejarah klub. Bersama Libertad, ia meraih lima gelar liga dan tiga trofi Copa Paraguay.

3. Jackson Martinez

Jackson Martinez menjadi top skor dalam tiga musim beruntun dan kariernya sempat sangat menjanjikan. Namun, perjalanan kariernya tidak berjalan sesuai harapan.

Ia pindah ke Atletico Madrid pada 2015 dengan harga 35 juta euro (sekitar Rp607 miliar), tapi hanya bertahan satu tahun. Diego Simeone lebih menyukai formasi dua penyerang, bukan satu ujung tombak seperti saat Martinez di Porto.

Guangzhou Evergrande Taobao lalu datang dengan tawaran 42 juta euro (sekitar Rp729 miliar), dan Atletico langsung menerimanya. Martinez dua tahun di China sebelum pindah ke Portimonense, lalu pensiun pada 2020 sebagai pencetak gol terbanyak kedua sepanjang sejarah Porto.

Bas Dost menghabiskan tiga tahun di Sporting sebelum pindah ke Jerman bersama Eintracht Frankfurt. Setelah itu, ia berganti klub setiap musim dari 2021 hingga 2024.

Ia bermain untuk Club Brugge, Utrecht, dan terakhir NEC Nijmegen. Namun, saat bermain untuk NEC, Dost mengalami insiden medis serius.

Ia sempat kolaps di lapangan saat melawan AZ Alkmaar dan didiagnosis menderita miokarditis. Kondisi ini memaksanya berhenti bermain, dan kontraknya di NEC berakhir tahun lalu.

5. Haris Seferovic

Haris Seferovic tampil gemilang bersama Benfica setelah membela tujuh klub sebelumnya. Ia mencetak 23 gol pada musim 2018-19 dan menunjukkan performa terbaiknya.

Ia bertahan di Portugal hingga 2022 sebelum dipinjamkan ke Galatasaray. Setelah itu, ia melanjutkan karier ke Celta Vigo lalu pindah ke Al Wasl pada 2023.

Awal tahun ini, Seferovic bergabung dengan klub Al-Nasr. Striker asal Swiss itu kini berusia 33 tahun.

6. Carlos Vinicius

Carlos Vinicius sempat dipinjamkan ke Tottenham pada 2020 dan hanya mencetak satu gol dari sembilan pertandingan. Pengalamannya di sana mungkin akan jadi pertanyaan kuis yang sulit di masa depan.

Setelah itu, ia dipinjamkan ke PSV dan mencetak enam gol dari 24 laga. Penampilannya membuat Fulham merekrutnya pada 2022.

Namun, ia gagal mengamankan tempat di tim utama dan dipinjamkan ke Galatasaray selama enam bulan pada 2024. Musim ini, ia baru bermain empat menit untuk Fulham.

7. Darwin Nunez

Darwin Nunez sering tampil membuat frustrasi, bahkan bagi penonton netral. Ia menunjukkan potensi, tapi belum bisa menyamai ketajamannya saat bermain di Benfica.

Liverpool membelinya seharga 64 juta pounds (sekitar Rp1,3 triliun), dengan potensi tambahan hingga 85 juta pounds (sekitar Rp1,7 triliun). Transfer itu menjadi yang termahal dalam sejarah klub, namun performanya belum sesuai harapan.

Jurgen Klopp sempat memberinya waktu, tapi Arne Slot kini terlihat lebih tegas. Penyerang berusia 25 tahun itu dikabarkan akan hengkang pada musim panas.

8. Mehdi Taremi

Mehdi Taremi mencetak 22 gol untuk Porto dalam satu musim sebelum membuat sejarah di Inter Milan. Ia menjadi pemain Iran pertama dan pemain Asia kedua yang membela klub tersebut.

Namun, performanya di Inter belum sebaik sebelumnya. Dalam 30 pertandingan musim ini di semua kompetisi, ia baru mencetak tiga gol.

Striker berusia 32 tahun itu masih berjuang menemukan ketajamannya di Giuseppe Meazza. Harapan besar belum sepenuhnya terwujud.

Faktor-Faktor yang Membuat Pindah Ke Klub Lain Bisa Gagal

Salah satu alasan mengapa banyak pemain gagal bersinar setelah pindah dari Liga Portugal adalah perbedaan dalam gaya permainan. Liga Portugal dikenal dengan pendekatan yang lebih teknis dan taktis, sedangkan di liga-liga besar seperti Premier League, La Liga, atau Serie A, permainan bisa lebih fisikal dan intens. Adaptasi dengan tempo permainan yang lebih cepat dan ekspektasi yang lebih tinggi bisa menjadi tantangan besar bagi pemain yang sebelumnya nyaman di Portugal.

Selain itu, tekanan dari suporter yang besar, terutama saat pindah ke klub besar, bisa memberikan dampak psikologis yang besar. Pemain yang tidak siap secara mental atau tidak mampu mengatasi ekspektasi bisa kesulitan untuk menunjukkan potensi terbaik mereka.

Kesimpulan: Mengapa Keberhasilan di Liga Portugal Tidak Selalu Menjamin Keberhasilan di Liga Lain

8 Top Skor Liga Portugal yang Gagal Bersinar Setelah Pindah mengingatkan kita bahwa performa terbaik seorang pemain di liga tertentu tidak selalu bisa diterjemahkan dengan sukses di liga yang lebih besar. Setiap liga memiliki keunikan dan tantangannya sendiri, dan meskipun banyak pemain yang sukses di Liga Portugal, tidak semua mampu mengulang kesuksesan tersebut di luar Portugal. Pindah ke klub besar memang menawarkan peluang, tetapi juga membawa tekanan dan tantangan besar.

Seiring berjalannya waktu, kita akan terus melihat apakah ada pemain-pemain baru yang mampu memecahkan pola ini dan benar-benar bersinar di liga top Eropa setelah sukses di Liga Portugal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *