3 Pemain MU yang Paling Underrated Era Sir Alex Ferguson

Manchester United (MU) di bawah asuhan Sir Alex Ferguson merupakan salah satu tim terbaik dalam sejarah sepak bola. Era keemasan yang dimiliki tim ini menyaksikan banyak pemain berbakat yang mengukir prestasi besar. Namun, di antara sekian banyak pemain hebat, ada beberapa yang mungkin tidak mendapatkan pengakuan setimpal dengan kontribusinya. Artikel ini akan membahas 3 Pemain MU yang Paling Underrated Era Sir Alex Ferguson.

Sir Alex Ferguson

Mengapa Pemain-pemain Tertentu Terkadang Terabaikan?

Dalam dunia sepak bola, terkadang pemain dengan pencapaian besar masih merasa terabaikan. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari gaya bermain yang tidak terlalu mencolok hingga kesulitan mendapatkan perhatian media karena berada di bayang-bayang pemain-pemain bintang lainnya. Begitu pula yang terjadi di Manchester United pada era Sir Alex Ferguson, di mana beberapa pemain layak mendapat lebih banyak sorotan.

1. Brian McClair

Brian McClair mengalami transformasi drastis setelah pensiun, yang sering membuat para penggemar kebingungan. Mantan penyerang Manchester United itu kini tampil dengan janggut lebat dan rambut panjang, jauh berbeda dari penampilannya saat masih bermain.

McClair, yang kini berusia 61 tahun dan menjadi pembawa acara podcast Life With Brian, mengungkapkan sering tidak dikenali. Ia bahkan pernah berada dalam situasi di mana namanya disebut, tetapi orang-orang tidak menyadari bahwa itu dirinya.

Dengan nada bercanda, ia mengatakan sering menjawab, “Saya dulu Brian McClair,” ketika ada yang bertanya apakah itu benar dirinya. Jawaban itu sering membuat orang bingung, mempertanyakan siapa dia sekarang.

2. Park Ji-sung

Park Ji-sung menjadi pemain Asia tersukses sepanjang sejarah selama tujuh tahun di Manchester United. Ia meraih empat gelar Premier League, satu trofi Liga Champions, dan empat Piala Liga sebelum pensiun usai bermain untuk QPR dan PSV Eindhoven.

Setelah gantung sepatu, Park mengejar lisensi kepelatihan dan sempat menangani tim U-16 QPR. Ia kemudian mengambil peran sebagai direktur teknik di klub K League 1, Jeonbuk Hyundai Motors, pada 2022.

Di Jeonbuk, ia merekrut mantan bintang Chelsea, Dan Petrescu, sebagai pelatih, tetapi sang manajer mundur di tengah musim. Park lalu beralih ke peran penasihat, sementara Jeonbuk menunjuk eks pemain Chelsea lainnya, Gus Poyet, sebagai pelatih tahun lalu.

3. Ronny Johnsen

Ronny Johnsen menikmati karier penuh trofi bersama Manchester United. Pemain serba bisa asal Norwegia itu memenangkan tiga gelar Premier League, satu FA Cup, dan satu Liga Champions dalam lima musim di bawah Sir Alex Ferguson.

Setelah meninggalkan United pada 2002, Johnsen sempat bermain untuk Aston Villa dan Newcastle. Ia kemudian mengakhiri kariernya di Valerenga pada 2008 sebelum fokus mengejar lisensi kepelatihan.

Pada 2023, ia ditunjuk sebagai asisten pelatih tim U-23 wanita Norwegia setelah sebelumnya melatih Eik Tonsberg. Selain melatih, ia juga aktif sebagai pundit dan analis untuk pertandingan United di TV2 Norwegia.

Strategi Ferguson dalam Membangun Tim yang Seimbang

Ferguson selalu berhasil menciptakan keseimbangan dalam timnya, dengan pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney berperan besar dalam serangan, sementara pemain seperti O’Shea, Park, dan Carrick memberikan kontribusi yang tidak kalah penting di lini tengah dan pertahanan. Meskipun para pemain ini tidak selalu mendapat sorotan, Ferguson tahu bahwa tanpa mereka, tim tidak akan sekuat yang terlihat.

Kesimpulan: 3 Pemain MU yang Paling Underrated Era Sir Alex Ferguson

Dalam dunia sepak bola yang penuh dengan bintang besar, kadang kita melupakan kontribusi para pemain yang tidak selalu mencetak gol atau menjadi headline utama. Brian McClair, Park Ji-sung, dan Ronny Johnsen adalah contoh nyata pemain yang meskipun tidak selalu berada di bawah sorotan, namun tetap memberikan dampak luar biasa bagi kesuksesan Manchester United di bawah Sir Alex Ferguson. Ketiga pemain ini membuktikan bahwa kesuksesan tim tidak hanya ditentukan oleh pemain bintang, tetapi juga oleh mereka yang berperan sebagai pahlawan tak terlihat.

Sebagai penggemar sepak bola, kita seharusnya memberi lebih banyak apresiasi kepada pemain-pemain seperti mereka, yang bekerja keras dan memberikan yang terbaik demi tim. Terlepas dari apakah mereka mendapatkan perhatian atau tidak, kontribusi mereka tetap tak ternilai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *