Manchester United (MU) dikenal sebagai salah satu klub terbesar di dunia sepak bola, tidak hanya karena prestasi yang gemilang, tetapi juga karena banyaknya pemain legendaris yang pernah membela tim ini. Beberapa mantan penyerang tajam Manchester United memutuskan terjun ke dunia kepelatihan. Mereka mencoba peruntungan sebagai manajer setelah pensiun.
5 mantan bomber tajam MU yang jadi pelatih, dan bagaimana perjalanan mereka setelah pensiun dari dunia pemain. menjadi pelatih bukan tugas mudah, bahkan bagi mantan pemain hebat. Tidak semua dari mereka mampu meraih kesuksesan di pinggir lapangan. Artikel ini akan mengulas tentang
Beberapa eks striker United mampu membuktikan diri sebagai pelatih yang kompeten. Namun, ada juga yang kesulitan dan gagal mencapai ekspektasi.
Menarik untuk melihat perjalanan karier mereka setelah gantung sepatu. Berikut beberapa mantan bomber MU yang kini berprofesi sebagai pelatih.

1. Ole Gunnar Solskjaer
Salah satu bomber terbaik yang pernah dimiliki MU adalah Ole Gunnar Solskjaer. Striker asal Norwegia ini dikenal karena kemampuannya mencetak gol-gol penting, terutama dalam situasi genting. Gol kemenangan yang dia cetak di final Liga Champions 1999 melawan Bayern Munchen menjadi salah satu momen tak terlupakan dalam sejarah MU. Setelah pensiun sebagai pemain, Solskjaer memilih untuk menjadi pelatih.
Pada tahun 2018, dia diberi kesempatan untuk menjadi pelatih sementara di MU, menggantikan Jose Mourinho yang dipecat. Meskipun awalnya diragukan, Solskjaer berhasil membawa MU tampil dengan permainan yang lebih menyerang dan meraih sejumlah kemenangan penting. Pada akhirnya, dia resmi diangkat menjadi pelatih tetap pada tahun 2019. Namun, meskipun memiliki awal yang cerah, perjalanan karier Solskjaer sebagai pelatih MU berakhir pada tahun 2021 setelah serangkaian hasil buruk.
Namun, Solskjaer tetap dihormati sebagai salah satu sosok yang pernah mengukir sejarah di Old Trafford.
2. Wayne Rooney
Wayne Rooney memulai karier kepelatihannya di Derby County pada 2020 sebagai pemain-manajer sebelum menjadi manajer penuh. Ia hampir menyelamatkan Derby dari degradasi meski klub menghadapi masalah finansial.
Setelah meninggalkan Derby pada 2022, Rooney melatih D.C. United di MLS tetapi gagal membawa tim ke babak playoff. Ia kembali ke Inggris pada 2023 untuk menangani Birmingham City, namun dipecat setelah hasil buruk.
Rooney kemudian ditunjuk sebagai manajer Plymouth Argyle pada 2024, tetapi kembali gagal menunjukkan performa yang konsisten. Ia dipecat pada 31 Desember 2024 sehingga meninggalkan tanda tanya atas masa depannya di dunia kepelatihan.
3. Ruud van Nistelrooy
Ruud van Nistelrooy memulai karier kepelatihannya di akademi PSV sebelum menjadi pelatih kepala pada 2022. Di musim pertamanya, ia sukses membawa PSV meraih KNVB Cup dan Johan Cruyff Shield.
Setelah meninggalkan PSV pada 2023, ia sempat ditunjuk sebagai manajer interim Manchester United. Namun, ia tidak dipermanenkan dan kemudian menerima tawaran untuk melatih Leicester City.
Di Leicester, Nistelrooy menghadapi kesulitan dalam menjaga performa tim. Klub terus meraih hasil buruk sehingga membuat masa depannya sebagai manajer penuh tanda tanya.
4. Robin van Persie
Robin van Persie memulai karier kepelatihannya di Feyenoord sebagai asisten dan pelatih tim muda. Ia kemudian menjadi pelatih kepala Heerenveen pada musim 2024/2025, tetapi hasilnya kurang memuaskan.
Setelah 26 pertandingan bersama Heerenveen, Van Persie kembali ke Feyenoord sebagai pelatih kepala pada Februari 2025. Ia menggantikan Brian Priske dan menandatangani kontrak hingga 2027.
Debutnya bersama Feyenoord berakhir imbang tanpa gol melawan NEC pada 1 Maret 2025. Beberapa hari kemudian, ia mengalami kekalahan 0-2 dari Inter Milan di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.
5. Mark Hughes
Mark Hughes memulai karier kepelatihannya sebagai manajer timnas Wales pada 1999. Ia hampir membawa Wales lolos ke Euro 2004 sebelum meninggalkan jabatannya pada 2004.
Setelah itu, Hughes melatih beberapa klub Premier League, termasuk Blackburn Rovers, Manchester City, Fulham, dan Stoke City. Kariernya di City berakhir pada 2009, digantikan oleh Roberto Mancini.
Hughes kemudian menangani beberapa klub lain seperti QPR, Southampton, dan Bradford City. Meski berpengalaman, ia kesulitan mempertahankan kesuksesan di level tertinggi.
Kesimpulan: 5 mantan bomber tajam MU yang jadi pelatih
Dalam dunia sepak bola, transisi dari pemain ke pelatih bukanlah hal yang mudah. Namun, bagi mantan bomber tajam MU seperti Ole Gunnar Solskjaer, Mark Hughes, Robin van Persie, Wayne Rooney, dan Ruud van Nistelrooy, perjalanan karier mereka setelah pensiun membuktikan bahwa keterampilan mereka di lapangan hijau dapat diterapkan dengan sukses dalam dunia kepelatihan.
Meskipun tidak semuanya berhasil mengulang kesuksesan mereka sebagai pemain, pengaruh yang mereka miliki dalam dunia pelatihan tetap sangat besar. 5 mantan bomber tajam MU yang jadi pelatih ini terus membuktikan bahwa pengalaman sebagai pemain top memberi mereka wawasan yang sangat berharga dalam memimpin tim dan mengembangkan bakat-bakat muda.
Tidak hanya untuk MU, tetapi mereka juga memberikan kontribusi besar bagi sepak bola secara keseluruhan. Karier kepelatihan mereka adalah kelanjutan dari legacy yang telah mereka bangun di lapangan, dan siapa tahu, mungkin beberapa di antaranya akan menjadi pelatih besar yang akan menorehkan sejarah baru di dunia sepak bola.